Sunday, May 26, 2013

Tulisan Tanpa Judul

tanpa sengaja membuka folder lama.. --Tulisan Tanpa Judul--
Oleh: "DHP"


Sekali waktu aku sering membayangkan bagaimanakah aku di masa depan. Di masa itu aku membayangkan aku dalam kondisi pulang dari bekerja, aku letih sekali, dan aku mempunyai seorang istri yang tengah menungguku di dekat pintu sambil mengenakan pakaian terbaiknya, ia tengah menyambutku. Dia menatapku sambil tersenyum, sedangkan aku berjalan tersungkur karena lelah bekerja, seolah-olah di gambarkan sebagai seorang yang sering lupa bersyukur. Aku melepas kaos kaki dan sepatuku, aku longgarkan dasi dan kemejaku. Aku masuk, aku mendapati istriku masih dalam kondisi tersenyum, dia manis sekali, senyumnya konstan sehingga sama sekali tidak berkurang, bahkan senyumnya mempunyai percepatan sehingga senyumnya semakin lebar. Dia memelukku, erat sekali. Sore itu dia wangi sekali, sedangkan aku dengan pakaian berantakan adalah suami yang berbau busuk seperti kaos kaki. Dia tidak peduli, bahkan dia semakin erat memelukku, aku mendapati dia tengah mendengarkan sesuatu, lalu ia berkata “aku sedang mendengarkan detak jantungmu, karena memang disanalah semestinya aku berada, aku adalah tulang rusukmu, aku dekat sekali dengan jantungmu, kuharap... itulah aku.” Seketika senyumnya menjadi pupus, raut mukanya menjadi sayu, nampaknya dia ketakutan sekali. Dia sedang memberikanku sebuah pertanyaan tanpa tanda tanya. Dan aku tidak punya jawabannya. Aku mencintainya, dia adalah wanita kedua setelah ibuku. Air mataku meleleh takkala aku sadar tidak punya jawaban atas rasa takut dan keraguannya. 

Aku selalu berusaha menempatkan cinta tertinggiku hanya kepada Tuhan, lalu di ikuti cintaku kepada ibu. jika aku menjanjikan sesuatu padanya saat itu, maka aku akan mendahului kehendak Tuhan, maka aku akan mengacuhkan janji Tuhan. Inilah yang bisa aku lakukan, aku hanya akan berusaha terus mencintainya dan menempatkannya sebagai sebuah cinta setelah ibuku. Tuhan Maha Segalanya, termasuk membolak-balikan hati hambanya. Karena Tuhan tau mana yang dibutuhkan hambanya dan itu tidak selalu sejalan dengan apa yang sangat diinginkan hambanya. Di dalam kitab suci, Tuhan sering kali berfirman demikian. Memang dia adalah istriku, belahan jiwaku, kekasih pertamaku, dan aku sering menganggap bahwa kita berjodoh. Tapi siapa yang tahu? Maut dan perceraian mungkin bisa membuat kami tidak berjodoh, tapi bukan berarti tidak ada opsi lain. Tuhan itu maha baik, boleh jadi kami adalah dua insan yang memang di takdirkan selalu bersama sampai akhir hayat. Imajinasi masa depanku kututup dengan doa yang kupanjatkan kepada-Nya, aku berdoa semoga Dia selalu merawat hatiku dan hati istriku kelak, semoga Dia memberikan kebahagiaan dunia akhirat kepada ibuku. Maka bertambahlah cintaku kepadaNya, yang maha memberi segalanya. Maka bertambahlah cintaku kepada ibu, yang telah membawaku ke dunia ini, membuat aku bernafas bahagia dengan cinta kasihnya, memberiku kesempatan bernyawa dengan nafkahnya, membuka ruang dan waktu untuk bertemu istriku. Semoga kelak anak-anakku juga bisa seperti itu, menempatkan cintanya kepada Tuhan sebagai cinta tertinggi, lalu di ikuti cinta kasihnya kepada ibu mereka. Betapa bahagianya ketika aku menyadari bahwa ibu dari anak-anak ku ternyata adalah istriku. (surabaya, 16 mei 2012)

No comments:

Post a Comment